One Day Trip: Curug Leuwi Hejo dan Air Panas Gunung Pancar

Sebenernya emang udah lama banget cari-cari info di internet dan pengen ke leuwi hejo bahkan sebelum tempat itu booming, tapi apalah daya baru bisa direalisasiin Agustus 2016 ini. Jadi semua kondisi dan daftar harga yang ada di sini adalah per Agustus 2016.

Jadi, trip kali ini gue pergi berdua sama partner in life & crime ngebolang gue pake motor. Awalna gue ngerencanain berangkat dari Depok jam 08.30, tapi ternyata gue malah ketiduran dan baru bangun jam 8, akhirnya kami jalan pukul 09.15 wkwkwk. Rute menuju Leuwi Hejo kamidapatkan dari Google Maps via Jl. Raya Juanda - Jl. Raya Bogor - Citeureup - Jl. Raya Tajur - Cibadak, jadi enggak ngelewatin Jungleland. Berhubung kami perginya weekday, jadi jalanan menuju Leuwi Hejo relatif lancar, paling agak macet pas di area pasar. Rutenya kayak gambar di bawah, cuma pas pertigaan yang dilingkarin merah, kami jadinya ngambil kanan bukan kiri, karena ada penunjuk arah Leuwi Hejo ke sebelah kanan.

Gak berapa lama, pukul 11.10 ketemu gerbang dari bambu gitu, tulisannya Selamat Datang di Wisata Alam Curug Leuwi Hejo dan Leuwi Barong. Masuklah kami ke gerbang itu, terus....ternyata tiket masuknya seorang 25.000 (22.500 jasa dan 2.500 asuransi) plus biaya parkir 5.000. Pertama disebutin kaget sih, karena kalo dari hasil searching di internet gak sampe semahal itu, tapi yaudahlah kepalang tanggung akhirnya kami masuk juga. Tempat parkirnya kalo lo naik motor ada di perumahan warga gitu, terus abis itu dilanjutin jalan kaki sekitar 15 menit sampe di areal curugnya. Nanti, pas udah deket di Leuwi Hejo, akan ada loket tiket masuk lagi yang dikenaik tarif 5000, tapi kalo udah punya tiket yang warna hijau seharga 25.000 tadi, nggak perlu bayar lagi, langsung masuk aja. 

Ekspektasi gue sih Leuwi Hejonya gak bakal rame-rame amat, eeh tapi malah ramee aada sekitar 20 - 30an orang yang udah nongkrong, mandi-mandi, berjemur, foto-foto, bahkan ada yang pake sun glasses di sekitar area curug Leuwi Hejo. Disekitar curug Leuwi Hejonya juga banyak gubuk-gubuk yang jual makanan dan minuman serta kamar mandi dan mushola. Tapi kalo mau mandi disekitar area curug-sungai, gak boleh pake sabun dan shampoo yaa, nanti bisa mencemari lair sungainya. Disitu juga ada tulisan "Batas asuransi curug Leuwi Hejo dan Curug Barong hanya sampai sini." berarti diluar daerah itu, asuransinya nggak berlaku. 

Nah karena rame, kami memutuskan untuk naik lanjut ke curug Barong, yang kata mas-masnya sekitar 15 menit dari leuwi hejo. Naiklah kami menyusuri jalan setapak yang cukup terjal dan bikin ngos-ngosan. Pas sampe di atas, ternyata ada gerbang masuk curug Liewi Lieut, yang harus bayar 5.000 lagi. Karena curugnya juga gak bagus-bagus amat, akhirnya kami memutuskan untuk turun lagi, kalo kata partner in ngebolang saya, itung-itung olahraga biar saya kurus. Tapi kita gak turun ke curug Leuwi Hejo-nya, tapi ke (yang kami duga sebagai) Curug Barong. Di situ ada beberapa curug, sebenernya bukan tipikal curug, kayak curug Cikaso atau Curug Bidadari atau curug lain yang tingginya puluhan meter. Bagi kami itu lebih kayak, bagian dari sungai yang punya beda tinggi 4-8 meteran hahaha. Yaudah deh jadinya kami main-main di curug itu dari jam 12.00 - 13.30, harap berhati-hati yaa karena arusnya cukup deras dan airnya juga cukup dingin. 


Curug 2
 



Kemudian kami turun untuk ganti pakaian dan sholat, tapi begitu lewat Leuwi Hejo, gue penasaran pengen foto di sana dan nyebur. Yaudah jadinya kami belok ke Leuwi Hejo dulu haha. Leuwi Hejo punya arus yang jauh lebih deras, tapi banyak tali sebagai pengaman yang dirintangkan disekitar curug, jadi gak perlu takut kebawa arus. Buat kalian yang gak bisa berenang, mendingan main dipinggir atau di sekitar tali aja, karena kolam leuwi hejo lumayan dalam mungkin 2-4 meter di dekat curugnya. Nah, kolam yang dalam itu bisa dimanfaatin buat sarana loncat dari tebing di pinggir curugnya. Airnya emang beneran ijo kebiru-biruan, bikin mupeng, daan dingin!!! Brrrr. Gak berapa lama foto-foto kamipun memilih untuk ganti baju (bayar 2000) dan sholat, kemudian makan bakso cuangki seharga 8000. 

Setelah makan bakso dan sholat ashar, pukul 16.30 kami berencana melanjutkan perjalanan ke Pemandian Air Panas Gunung Pancar, karena partner gue yg satu ini super ngidam berendem air panas. Keluar dari gerbang wisata alam, kami berbelok ke arah kiri, kali ini kami tidak mengandalkan Google Maps, melainkan GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) hahaha. Gak berapa lama naik motor, kami melihat plang bertuliskan "Leuwi Hejo dan Curug Barong" yang berada di permukiman warga. Walah, sepertinya itu merupakan plang yang selama ini disebut-sebut di blog-blog lain, huh. Kamipun melanjutkan perjalanan kembali, ditengah-tengah jalan, kami kembali bertemu dengan beberapa plang tempat wisata curug yg lain, kemudian juga terdapat satu tempat view point dengan pemandangan bukit-bukit, sawah, dan matahari tenggelam, view-nya menurut guebagus banget dan instagramable. Tapi kami memutuskan untuk gak berhenti disana, karena mengejar jam buka pemandian air panas, takut sudah tutup.

Sekitar pukul 17.05 kami tiba di gerbang masuk Taman Nasional Gunung Pancar, tiket masuk disini seharga 5000 untuk satu orang dan 5000 untuk motor. Begitu sampai, kami langsung bertanya terkait jam buka pemandian air panas, dan ternyata BUKA 24 JAM. Waw. Langsung saja kami masuk dan menelusuri jalan yang di kanan kirinya dihiasi hutan pinus yang cukup rapat, sekitar 5-10 menit sampailah di gerbang pemandian air panas, satu orang dikenakan biaya 10.000 dan motor 2.000. Setelah parkir, ketika akan menuruni tangga menuju pemandian air panas, dikenakan biaya LAGI seharga 5.000 per orang. Lalu, untuk kolam pemandiannya sendiri, terbagi menjadi 3 jenis, kolam rendam yang gratis, terbagi menjadi 2, untuk laki-laki dan perempuan. Kemudian ada kamar rendam dengan biaya 30.000 per 30 menit dan kolam rendam keluarga seharga 100.000 per jam. Di sini kami memilih untuk berendam di kolam rendam terlebih dahulu, karena gratis hehe. Begitu gue mencelupkan kaki di kolam rendam....nyessss ternyata airnya panas, bukan hangat, saya kaget lalu kembali mengangkan kaki saya, mungkin suhunya di atas 40 derajat celcius, padahal saat itu cuaca dingin dan gerimis. Akhirnya partner saya mengajak gue untuk berendam di kamar rendam saja, karena di kamar rendam terdapat 2 keran, air hangat dan dingin sehingga kita bisa mengatur suhu air seperti yang kita inginkan. Kamar mandinya terdiri dari bathub, gantungan baju, dan keran air. Awalnya gue kira, kami akan jadi pengunjung terakhir, tapi ternyata ada aja pengunjung yang memang baru datang malam hari. Sayangnya, gue gak sempat ngambil foto karena waktu itu sudah malam, dan lapar, dan lemas hahahaha

Karena lapar dan udah malam, kamipun pulang pukul 19.30 via jalan alternatif sentul, dan diakhiri dengan makan pecel ayam yang terasa enaaak banget karena gue emang belum makan nasi dari pagi hahaha

Tips:
Kalau mau datang ke Leuwi Hejo, lebih baik pagi hari atau sore hari, karena sepi, tapi Leuwi Hejo tutup jam 17.00. Jangan lupa sarapan dulu karena trackingnya lumayan. 

Selamat Djalan-djalan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Explore Ciwidey: Villa Alkatiri, Kawah Putih, Rancawalini

An almost complete bucketlist: Lembang!

Explore Ciwidey: Pemandian Air Panas Ciwalini